Dojo dan Etikanya

dojo dan etika nya

Kendo berakar sangat kuat pada tradisi. Etika dalam kendo, sama juga halnya seperti pelajaran dalam hidup, didasarkan pada akal sehat dan rasa hormat terhadap sesama. Prosedur Operasi Standar (SOP) dalam dojo ini ditujukan untuk menciptakan harmonisasi, yang dengan demikian dalam jangka panjang aturan yang sederhana ini dapat mencegah timbulnya permasalahan antara sesama anggota klub.

Para pemula yang baru memulai kendo mungkin akan sedikit terintimidasi dengan banyaknya hal-hal yang harus diingat, berikut ini adalah beberapa contoh yang penting.

Tempat untuk berlatih, seperti juga dalam ilmu beladiri Jepang, disebut dengan DOJO.

Pada saat memasuki dan keluar dojo, harus selalu ingat untuk hormat dengan sedikit membungkukkan kepala, atau REI.

Turut membantu dan menyiapkan dojo untuk latihan. Adalah hal yang memalukan jika kita diam diri melihat para sensei atau senior melakukannya sendiri.

Sepatu dan sandal tidak diperbolehkan di dalam dojo, jadi mohon diingat untuk melepaskan dan meletakannya dengan rapi diluar dojo. Jika menggunakan topi juga mohon untuk melepaskannya. Namun, alat penutup kepala yang berhubungan dengan keagamaan adalah diperbolehkan.

Para pengajar, SENSEI, adalah pelatih dengan tingkat yang paling tinggi dan dihormati di sebuah dojo. Maka mereka haruslah dihormati.

Senior, SEMPAI, adalah orang-orang yang ada untuk membantu kita – ketahuilah orang-orang ini.

Dalam kendo tingkatan yang dimiliki seseorang tidaklah dapat dilihat langsung seperti dalam seni beladiri lainnya. Maka adalah tanggung jawab dari semua anggota dojo untuk mengetahui siapa sajakah sempai dan sensei mereka; menghina salah satu dari mereka sangat tidak disarankan.

Untuk diketahui secara umum, adalah tidak sopan untuk berjalan melewati seseorang yang sedang memakai bogu pada saat orang tersebut berada dalam posisi duduk. Yang termasuk ini adalah anggota senior atau sensei dari dojo yang bersangkutan. Silahkan berjalan melintas dibelakang mereka, jika tidak memungkinkan maka dapat melewati dengan posisi badan sedikit membungkuk dan tangan menghadap ke badan dengan sambil mengucapkan “excuse me”, “permisi” atau akan lebih baik dengan menggunakan frase dalam bahasa Jepang.

Selalu bersikap sopan.

Pada saat berbaris silahkan berbaris sesuai dengan tingkatan (senior yang lebih tinggi berada disebelah kiri dan dibaris depan) dan para pemula berbaris dibelakang anggota yang sudah menggunakan bogu.

Kondisi latihan didalam dojo dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi, maka jangan lupa untuk selalu minum pada waktu sebelum, sesaat, dan setelah latihan.

Untuk selalu memperhatikan setiap saat. Hal ini adalah penting karena kita berada disana adalah untuk belajar. Jika kita selalu menanyakan kembali kepada sensei hal yang telah ia ajarkan, maka kita bukan saja membuang waktu mereka tapi juga waktu dari teman sesama group. Maka gunakanlah waktu dengan sebaik mungkin.

Sebagai sebuah ilmu bela diri Jepang, maka istilah-istilah yang digunakanpun dalam bahasa Jepang. Pelajarilah istilah-istilah ini.

Belajar untuk mengenakan bogu secara cepat. Adalah tidak sopan untuk membiarkan rekan lain menunggu terutama sensei.

Shinai bukanlah alat mainan. Maka jangan digunakan untuk bermain-main atau sebagai tongkat sandaran. Shinai merepresentasikan jiwa kita, hargailah shinai dan diri sendiri.

Bagian-bagian dari bogu adalah men (helm), do (pelindung dada), kote (sarung tangan), tare (pelindung perut dan paha). Baju latihan disebut gi dan hakama. Pelajarilah isitilah-istilah ini.

Latihlah apa yang diajarkan, tidak lain dari itu. JIKA kita bisa mempelajari dengan cara lain untuk melakukan sesuatu, itu bagus – simpanlah untuk diri kita dan terus berlatih apa yang diajarkan.

Setiap sensei adalah berbeda – dengarkanlah masing-masing dari mereka dan lakukan yang diajarkan. Jangan beragumen dengan sensei.

Jika pada saat melakukan keiko dan merasa kelelahan, maka mintalah dengan sopan kepada lawan latihan agar anda dapat melakukan pukulan ippon (1 poin) atau kirikaeshi (serangakaian suburi) untuk mengakhirinya.

Dikarenakan kondisi dojo, maka melepaskan men pada saat keiko bagi yang memakai bogu adalah diperbolehkan. Namun harap diingat untuk segera memakainya kembali. Jika merasa perlu untuk minum, lakukanlah diluar dojo dan coba hindari minum di dalam dojo.

Pada setiap akhir dari latihan ucapkanlah “thank you”, “terima kasih”, atau domo-arigato gazaimasta” kepada tiap sensei yang ada baik kita melakukan latihan dengannya atau tidak. Menghormati dan menghargai orang yang lebih tua dan senior adalah nilai etika dan budaya yang harus selalu diingat.

Membantu membersihkan dojo setelah selesai latihan.

Harap selalu diingat bahwa peraturan dari tiap-tiap dojo adalah berbeda dan sangat mungkin terdapat bentuk-bentuk latihan yang berbeda pula. Pelajarilah aturan-aturan dojo tersebut dengan menanyakan langsung atau mengikuti yang dilakukan oleh anggota lainnya. Tindakan kita mencerminkan dojo dan sensei kita sendiri. Juga jangan melakukan hal yang bisa memalukan dojo, sensei dan kita sendiri.

disadur dengan perubahan dari song5.blogspot.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.