Kendo, etika, dan respect nya ala Teddy.

Artikel Opini
Kendo, etika, dan respect nya
Etika Kendo credit: kendo-guide.com

Olahraga asal negeri matahari, Jepang, sebenarnya sudah tak terlalu asing buat saya. Sejak SMP saya sudah aktif dalam olahraga karate, dan itulah awal pertamakali saya mengenal olahraga beladiri. Beruntung di karate saya bisa dilatih oleh sensei-sensei dan senpai yang sangat kompeten di bidangnya, sehingga saya bisa mencicipi sedikit dari yang namanya team Karate Kota Malang. Sama seperti halnya olahraga beladiri lainnya yang berasal dari jepang, karate juga mngajarkan menghormati musuh kita, menghargai mereka. Dan itulah hal yang sangat saya sukai dalam menekuni olahraga beladiri ini. Tahun 2009, iseng-iseng saya mencari web tentang Kendo di kota malang, setelah sebelumnya terpikirkan setelah membaca komik Boy Action I. Eh ternyata ada juga Kendo di Malang, dan singkat cerita saya bergabung.

 

Kendo yang awalanya saya kira sama seperti beladiri yang lain, hanya pukul-pukul dan dapat poin, ternyata itu semua adalah 0 (nol) besar. Di Kendo juga mengajarkan tentang etika kita terhadap dojo, di dalam dojo, kepada senior, dan kepada sensei. Kendo tak hanya sekedar beladiri, tetapi ada seni di dalamnya. Coba lihat, bagaimana anda harus melakukan shanzin ketika selesai memukul lawan dan melewatinya, atau pada saat awal dan akhir akan melakukan sparing,shiai,dll, selalu diawali dengan sonkyo…. Itulah hal-hal yang mungkin terlihat dan menjadi peraturan dalam kendo, dan itu memang wajib dilakukan. Coba lihat juga bagaimana kita hormat pada dojo (tempat latihan) sebelum memasukinya, atau tidak diperbolehkan memakai topi, tas, dll ketika di dalam dojo. Itulah aturan-aturan dan etika-etika yang secara wajib dan tidak yang harus kita tahu dan lakukan.

 

Berlatih kendo tidak hanya berlatih tentang bagaimana teknik bermain pedang, strategi, seme, dll, tetapi buat saya, belajar kendo adalah belajar tata krama. Banyak beberapa orang yang berasal dari beladiri lain selain Kendo yang merasa agak “terikat” dengan peraturan seperti ini yang akhirnya membuat mereka mundur dan tak mau melanjutkan. Bagi saya, itu adalah sikap dari mental. Jika mental kita kuat, kita pasti bisa menjadi gelas yang kosong, siap menerima air. jadi intinya, mengikuti peraturan yang ada, karena itulah yang sudah ada dan wajib dilakukan jika anda ingin menjadi seoarang kendoka. Jangan pernah menentang filosofi seperti itu, karena di sinilah kita belajar untuk menghormati juga budaya.

 

Etika terhadap senior pun tetap harus di jaga, bukan berarti jika ada senior yang mungkin adalah teman kita sendiri, bisa seenaknya di dalam dojo. Bagaimanapun senior tetaplah senior di DALAM DOJO, Di luat itu terserah anda,,,, 🙂 Di sini pun bisa kita lihat bagaimana harus saling menghargainya sesama kendoka. Meski mereka dekat dan keluarga, tetapi tetaplah ingat dimana kita berada dan berbicara. Saat itu dengan seorang seniorkah, atau dengan teman. Kendoka harus bisa membedakan itu.

 

Ada pula hal menghormati yang biasa saya dan teman-teman lakukan. Setiap kali ada kunjungan dari dojo lain, dimana senseinya ikut datang, saat itulah saya mencoba membawakan barang bawaam para sensei. Mungkin itulah yang bisa saya lakukan untuk menujukkan bagaimana saya menghargai dan menghormati mereka yang sudah mau datang ke dojo kami. Tak perduli siapapun sensei yang datang.

 

Selain dengan senpai dan sensei, peraturan di dalam dojo pun juga perlu ditaati. Mungkin salah satu contohnya meluruskan kaki saat setelah selesai latihan, atau tidur-tidur di lantai dojo. Menurut beberapa sensei, hal itu sangatlah tidak sopan. Tidak sopan karena tidak menghormati kawan yang sedang latihan. Karena itulah datanglah ke dojo lebih awal, dengan cara membersihkan dojo, itu merupakan suatu bentuk sopan santun yang sangat baik, yang akhirnya bisa menemukan sebuah persaudaraan di sana.

Untuk itulah saya menulis artikel ini, jadi teman-teman yang ikut Kendo,lakukanlah apa yang sudah menjadi etika yang sudah ada di dojo. Belajar Kendo adalah belajar sopan santun dan etika juga. 🙂 menarik bukan… 😀

2 thoughts on “Kendo, etika, dan respect nya ala Teddy.

  1. Secara khusus, kita perlu belajar bagaimana mengatasi ketakutan atau sejauh mana kita mampu menghadapi seorang lawan. Tanpa berlatih menghadapi seorang lawan, kita tidak akan memiliki kesempatan mengeluarkan kemampuan terbaik kita. Sebelumnya aku sempat merasa kebingungan. Pertarungan tentu saja berbahaya, namun hal itu juga diperlukan. Hanya dengan itulah kita dapat mengasah teknik yang penting dalam bela diri yang kita punya.

  2. kendo bagi saya pribadi adalah tentang bagaimana
    memaksimalkan kemampuan diri dari teknik melalui
    latihan dan pertandingan dengan cara yang indah.

    Etika untuk saling menghormati dan menghargai
    adalah sebagai bentuk sistem personal menghadapi
    situasi latihan dalam dojo atau lingkungan sosial
    dalam kehidupan masyarakat.

    …dari “kekalahan” kita menemukan cara untuk menang
    dan dari “kemenangan” kita menemukan cara untuk berprestasi…

    Jika pada akhirnya hal itu tidak terwujud atau belum lengkap..
    paling tidak, kita telah berbuat semampu kita selama ini…

    oliver m.e 2014

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.