
Mungkin kata Jukendo masih cukup asing di telinga orang Indonesia. Tapi teryata Juken-do (waktu itu masih bernama Juken-jutsu, perbedaan Jutsu dan DO bisa dilihat di artikel ini) pernah menjadi bagian dari latihan tentara PETA pada jaman pendudukan Jepang. Seperti apakah Jukendo itu? Mari kita bahas bersama-sama.
Apa itu Jukendo
Jukendo secara harfiah berarti Jalan Bayonet. Jukendo adalah beladiri modern yang berdasarkan pada penggunaan senjata bayonet yang terpasang pada senapan. Kalau ditelusuri secara silsilah, beladiri ini berasal dari teknik penggunaan tombak (Sojutsu). Jukendo juga dipengaruhi oleh teknik bayonet dari tentara Perancis.
Jukendo sepintas sangat mirip dengan Kendo karena hal-hal berikut:
- Menggunakan Keikogi dan Hakama
- Menggunakan Armor (Bogu)
- Dipertandingan seperti halnya Kendo
- Mempelajari Kata
- Mempunyai etiket yang sama dengan Kendo, yaitu komitmen untuk berlatih keras dalam rangka membangun karakter
Sejarah Jukendo
Jukenjutsu lahir dijaman Meiji. Setelah restorasi Meiji, Jepang memordernisasi pasukannya, salah satunya dengan mendatangkan pelatih militer dari Perancis. Dalam hal ini diajarkan juga teknik Bayonet oleh militer Perancis tersebut. Namun ternyata pasukan Jepang waktu itu, yang memang sudah terbiasa berlatih berbagai beladiri, merasa kurang puas dengan teknik yang diajarkan, dan mengkombinasikan teknik bayonet tersebut dengan beladiri tombak (Sojutsu).

Setelah Jepang kalah dalam perang dunia ke-2 dan kemudian dalam pendudukan sekutu, semua beladiri dilarang. Setelah pendudukan Sekutu berakhir, banyak beladiri yang kembali aktif dan berkembang. Termasuk Jukenjutsu yang kemudian berubah nama menjadi Jukendo. All Japan Jukendo Federation pun dibentuk pada tahun 1956.
Teknik Jukendo
Teknik Jukendo adalah menusuk target seperti halnya menggunakan bayonet yang terpasang di senapan. Namun dalan Jukendo senapan dan bayonet tersebut diganti dengan Mokuju, yang terbuat dari Kayu. Ketika menyerang, Jukendoka maju dan berteriak, seperti halnya Kendo, dengan disertai Ki-Ken-Tai-Ichi, kesatuan antara semangat, pedang dan badan. Kemudian dikuti dengan Zanshin.
Target dalam Jukendo adalah Dada, Leher, Ketiak, dan Tangan.
Peralatan Jukendo
Mokuju

Mokuju terbuat dari kayu yang meniru bentuk senapan dengan bayonet terpasang. Pada ujung Mokuju diberi bantalan untuk keamaan. Mokuju meniru senjata jenis Arisaka Type 38 yang dipakai tentara Jepang selama perang dunia pertama

Keikogi

Keikogi Jukendo meskipun warnanya sama-sama biru, bentuknya berbeda dengan Kendo, mirip dengan seragam tentara jaman dahulu.
Hakama
Hakama yang digunakan Jukendo sama dengan hakama yang dipakai di Kendo maupun Budo yang lain.
Bogu
Sepintas bogu yang dipakai Jukendo sama dengan yang dipakaiKendo, namun ada sedikit perbedaan diantaranya:
MEN: Tsukidare (pelindung leher, target tsuki) lebih lebar

KOTE: Ada tambahan bantalan pada area sekitar ibu jari
DO: Terdapat lapisan tambahan bernapa Urabuto yang dipakai di bawah DO, yang berguna untuk melindungi badan ketika ada serangan ke Ketiak yang meleset.

TARE: Ada simpul berbentuk lingkaran untuk memasang pelindung tambahan yang berfunsi melindungi bahu dan jantung. Tambahan pelindung tersebut dinamakan KATA (jangan tertukar dengan KATA latihan form/bentuk)


Perkembangan Jukendo
Jukendo sangat identik dengan militer. Tekniknya juga termasuk keras dan cukup berbahaya, meskipun dengan armor yang lengkap. Karena hal tersebut, mayoritas praktisi Jukendo (Jukendoka) adalah anggota Pasukan Bela Diri Jepang (Japan Self Defense Force).
Selain itu, Jukendo juga sangat identik dengan nuansa perang, dimana hal tersebut juga dianggap membangkitkan memori tentang masa perang yang suram, sehingga banyak yang mengkritik ketika Jukendo diperkenalkan sebagai kurikulum sekolah.
Namun saat ini, sudah mulai banyak Jukendoka dari sipil, termasuk di lingkungan sekolah.
Dan saat ini juga mulai banyak Jukendoka yang berasal dari luar Jepang dan membentuk komunitas di negara masing-masing.
Salah satu Negara yang mempunyai organisasi resmi Jukendo di ASEAN adalah Malaysia.
Jukendo di Indonesia
Saya rasa banyak orang yang familiar dengan foto berikut.

Jukenjutsu menjadi salah satu teknik yang dipelajari oleh PETA (Pembela Tanah Air) ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942-1945. Pada jaman itu juga, tentara Jepang mengajari penduduk Indonesia Takeyari Jutsu, atau teknik bamboo runcing,yang kemudian bamboo runcing ini sangat kental dengan sejarah perang kemerdekaan Indonesia.
Namun di masa modern sekarang, sepertinya belum ada Jukendo di Indonesia.
Kalau ada yang punya info tambahan, silakan dibagi dikolom komentar ya.
Bonus : Tayangan tentang Jukendo di NHK World
Referensi dan foto

Kendoka, Malang, Jawa Timur, Indonesia